Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Wednesday, February 17, 2010


Musuh Islam



Dalam ilmu politik ada kaidah ang berbnyi : “ ‘adwunl ‘aduw syaqiq wa syaqil ‘aduw ‘aduw “. “Musuh dari musuh adalah kawan. Dan kawan dari musuh adalah musuh” (KH Firdaus AN : Dosa-Dosa Politik’, 1999:169, “Lawan dan Kawan Dalam Dunia Politik”.



Kawan Islam adalah pelaku “Amar bil makruf wa nahi ‘anil munkar”. Lawan Islam adalah pelaku “Amal bil munkar wa nahi ‘anil makruf”.



Musuh Islam adalah yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, yang membela dan yang melakukan perbuatan munkar, maksiat, ang melakukan dan membela kebebasan sek, prnografi, pornoaksi.



(BKS1002031130)



Pluralisme, Sinkretisme, Akomodatifisme, Kompromisme, Talbisme



Musuh-musuh Islam tak pernah berhenti berupaya untuk menghancurkan Islam, menghancurkan akidah Islamiyah, menghapus syari’at Islam, mengacaukan mu’amalah, fikrah, harakah Islam.



Cara, metoda yang mereka lakukan beragam, bervariasi. Di antaranya dengaqn menimbulkan tasykik, keraguan akan “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam” (QS 3:19)..



Dilansir, ditiupkan, dikumandangkan bahwa “semua agama baik”. Anti formalisasi syari’at Islam.



Paham sinkretisme (penyatuan berbagai agama) muncul di berbagai tempat dan di berbagai waktu. Ciri, karakteristik yang sangat spesifik yang menonjol dari para penganut Sinkretis, Pluralis, Talbis, Rasional adalah penolakannya yang gigih teradap formalisme syari’at Islam, bakan bisa anti Islam secara ideologis.



Paham Bhinneka Tunggal Ika yang diajarkan Tantular dalam Sutasoma adalah mengenai konsep religi Siwa-Budha, meskipun zat/wujudnya Siwa dan Budha berbeda, tetapi sesungguhnya satu pengertian/makna seagai “Sang Hiyang Widhi” dalam bentuk Siwa-Budha, bukan bermakna persatuan, kebangsaan (E Plurubus Unum).



(BKS1002070545)



Ajaran kasih sayang Kristen dan Islam dalam teori dan praktek



Secara teori, ajaran Kristen membawa risalah pensucian jiwa, kasih sayang , kelembutan, kebersihan dari dosa, zuhud. “Apabila orang menampar pipi kanan kalian, maka biarkanlah ia menampar pipimu yang kanan lagi. Apabila kalian diajukan ke pengadilan dan baju kalian dirampas, berikanlah pula jubah kalian”. (Sayyid Quthub : “Keadilan Sosial Dalam Islam”, 1994:3-4).



Dalam praktek, Kristen adalah sekuler, materialistic, kapitalistik. Gospel (tugas suci menyebarka Kristen) bergandengan dengan Gold (misi materialiastik, kapitalistik) dan Glory (misi kolonialis, imperialis).



Dalam sejarah “Sejak masa permulan agama Kristen hingga masa kini, seluruh penjuru bumi telah berlumuran darah atas nama Almasih. Telah dilumuri oleh Romawi, dilumuri oleh bangsa-bangsa Eropa semua. Perang-perang Salib terjad karena dikobarkan oleh orang-orang Kristen, bukan oleh orang Islam. Mengalirnya paskan-paskan tentara sejak ratusan tahun dari Eropa menuju daerah-daerah Islam di Timur, adala atas nama Salib : perperangan, pembunuhan, pertumpahan darah” (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, 1984:259; simak juga kekejaman martil Kristen terhadap Yahudi dan Islam, dalam Karen Armstrong : “Muhammad, Sang Nabi”, 2001).



Di antara aran Islam menyebutkan “Siapa ang tidak kasih kepada sesame manusia, tidak dikasihi Allah” (HR Bukhar dan Muslim dari Jarir bin Abdillah daam “Riadhus Shalihin” Imam Nawai, pasal : “Menjunjung Kehormatan Kam Muslimin dan Hak-hak mereka, serta belas kasih kepada mereka”). “Gaulilah manusia dengan cara yang kamu suka menggaulinya” (HR Ahmad, dalam “AlIslam”, II, Prof Dr TM Hasbi AsShiddieqy, 1977:5772, bandingkan dengan Matius 7:12, Lukas 6:31, Markus 12:31)



Dalam sejarah ditemukan kisah kasih seorang Islam. “Di pasaar-pasar kuno di Syria ang tertutup, para pedagang dengan satu jenis barang dagangan berkumpul bersama. Di sana ada pedagang parfum, tukang celup, penjahit dan sebagainya. Ketika seorang pembeli lebih dulu mendatangi salah satu dari mereka dan membeli sesuatu, lalu datang pembeli kedua - dan pedagang sebelahnya belum berhasil menjual dagangannya – maka dia berkata dengan ramah kepada calon pembeli (kedua) “Terus saja dan belilah dari sebelah saya karena dangangan saya sudah laku sendang punya dia belum” (“Menjadi Muslim Ideal” Dr Muhammad Ali alHasyimi, 1993:213).



Juga dalam sejarah ditemukan seperti dinukilkan Thomas W Arnold dalam bukunya “The Preaching of Islam”, page 58, “Ketika bala tentara Islam pada masa Khalifah Abu Bakar telah sampai di lembah Yordan, dan Abu Ubaidah (ibnu Jarrah) berkemah dengan bala tentaranya di daerah Fahl, para penduduk yang beragama Kristen mengirim surat kepada umat Islam sebagai berikut : “Wahai kaum Muslimin ! Kamu lebih kami cintai daripada orang-orang Romawi, walaupun kami seagama dengan mereka. Kamu lebih menepati janji kepada kami, lebih ramah kepada kami, tidak mau menganiaya kami -, sedang orang-orang Romawi menindas kami dan merampok rumah-rumah kami” (Sayyid Quthub : “Di bawah Panji-Panji Islam”, pasal “Esensi Kemenangan Islam”).



(BKS0707059715)





Kecaman Salib terhadap Sabili tentang Valentine’s Day

(SABILI, No.17, 9 Maret 2006, hal 14, Muhasabah)



Yang berpandangan negative terhadap Valentine’s Day hanalah yang berpikiran sempit.



Yang berpikiran jernih tak akan mengkambinghitamkan Valentine’s Day sebagai biang penyebab kemaksiatan.



Yang bermoral tidaklah akan berbuat maksiat.



Ajaran Yesus “Kasihilah sesame manusia seperti dirinya sendiri” (Markus 12:31) tidak ditemukan dalam ajaran agama lain. Juga ajaran Yesus “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:39).



Umat Islam tetap saja mengkonsumsi, menggunakan produk kafir, mengadopsi budaya kafir.



Ritual ibadah haji diadopsi dari ritual kafir, penyembah berhala, kaum jahiliyah.



Qur:an sendiri tidak mengajarkan cara-cara ritual ibadah haji seperti yang dilakukan oleh umat Islam,



Tokoh Islam yang moderat, yang berpikiran cerdas tak lebih 2%, seperti Cak Nur (alm), Gus Dur (alm), Moh Guntur Romli, Quraish Shiahb, KH Mustofa Bisri.



(BKS1002140800)


Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Islam di Indonesia


Taloid MEDIA UMAT diterbitkan oleh “Pusat Kajian Islam dan Peradaban”. Diharapkan Penerbit dapat pula menerbitkan buku hasil kajian tentang “Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Islam di Indonesia”. Lembaga Pengkajian WAMY, tahun 1993 telah menerbitkan buku ‘Gerakan Pengkajian dan Pemikiran”, yang antara lain tentang Hizb alTahrir, Jama’ah Tabligh, Jama’at Islami, alIkhwan alMuslimun. Sekilas SABILI, No.27, 11 Juli 2002 menyajikan tentang Jama’ah alMuslimun (Hizbullah) yang diprakarsai Wali alFattah.



Juga diharapkan Penerbit dapat menerbitkan buku hasil kajian tentang “Karya Monumental Umat Islam Indonesia selang waktu 1900-2000” di bidang social dan sains dalam mengupayakan bangkitnya kembali Peradaban Islam.


Kebangkitan Peradaban Islam


Syi’ar Islam, Edisi XXI, Januari 2010, antara lain menyajikan bahwa Peradaban Islam pasti bangkit kembali di masa yang akan dating, dalam rentang waktu yang cukuplama. Ekspektasi demikian wajar-wajar saja. Seyogianya ditopang dengan anlisa data historis masakini.



Pada rentang waktu 1900-2000 di Indonesia (yang mayoritas Islam) dan di Timur Tengah dan di Dunia Islamlainnya sama sekali takpernah munculkarya monumental, baik di bidang social,maupun di bidaang teknologi. Takpernah muncul sosok semacam Keynes di bidang social, Bill Gates di bidang sains. Apakah memang benar teori Stoddaard bahwa keunggulan itu hanya pada Nordis.



Dakwah dan Da’i


Dibutuhkan dakwah actual, factual, yang mengatasi problem yang terjadi di masyarakat, yang menyentuh pada seruan untuk tidak melakukan kejahatan structural, yang berorientasi moral sosial, yang tak menimbulkan penyakit social. Dakwah untuk menangkal tindak korupsi, rentenir, vrij omgang, pergaulan bebas, aborsi, perdagangan anak, untuk meninggalkan dan menanggalkan system jahili-sekure.



Dibutuhkan da’i yang bersiskap mental, berperilaku wara’, tawadhu’, zuhud, qana’ah, yang meninggalkan dan menanggalkan sifat gemar tampil bersama selebriti, gemar tampil sebagai bintang iklan, gemar tampil sok alim, sok ilmiah, gemar cengengesan, cekikan, gemar terhadap yang bernuansa seksual.



Menyelesaikan perselisihan


Di berbagai masjid, setelah mengucapkan salam mengakhiri shalat Jum’at, imam segera mengimami membaca AlFatihah, Dzikir dan Do’a. Juga setelah shalat Janazah, imam segera membacakan AlFatihah danDo’a dengan jahar (suara keras), padahal tadi ketka shalat Janazah bacaannya dengan sir (suara pelan).



Pertanyaan: Hal ini, termasuk macam ikhtilaf yang mana ? Apakah merujk pada AlQr:an, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istihsan, Qaul Shahabat, Marsalah mursalah, Fatwa Shahabat (yang ittifaq dan yang ikhitlaf), Haditrs Mursal, Hadts Dha’if ? Apakah ini mengacu pada Qaul Imam Malik, Abu Hanifah, Syafi’I, Amad bin Hambal ?







Pengadilan di dunia dan pengadilan di akhirat


Dalam QS 9:29 disebutkan “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan alKitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”..



Dalam QS 22:69 disebutkan “Allah akan mengadli di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya”.





Atasan dan bawahan


AH Nasution dalam bukunya “Pembangunan Moral, Inti Pembangunan Nasional” (hal 53-54) menunjuk lima ukuran keberhasilan menurut agama Islam, yaitu :

- Apakah orang yang di atas (pemimpin) memiliki kasih saying, sehingga dia tidak berani makan sebelum rakyatnya makan.

- Apakah orang yang memerintah itu menjadi pelayan (khadam) atau menjadi tuan besar bagi rakyatnya.

- Apakah orang-orang berani, orang-orang kaya, orang-orang berilmu itu mencari kesenangan, kemewanan, kepuasan ataukah pencari pengabdian, pengorbanan dan keridhaan Tuhan.

- Apakah orang-orang di atas (pemimpin) kian memperbanyak, menumpuk-numpuk kekayaan, tanpa memikirkan nasib mereka yang kian hari kian melarat, lapar dan kekurangan.

- Apakah orang-orang jahat dilindungi dan orang-orang ternaiaya dibiarkan.

(KOMPAS, Senin, 23 Oktober 1995, hal 11, ‘Pembangunan Moral Tertinggal”).



Das Sollen dan Das Sein



Secara teoritis (Das Sollen) keuangan LPS bias sja dikategorikan bukan sebagai keuangan Negara, karena LPS berupa badan hukum. Secara praktis (Das Sein) keuangan LPS bias pula dikategorian sebagai keuangan negara, karena keuangan LPS diaudit oleh akuntan public. Demikian pula halnya dengan keuangan BUMN.



Pertanyaan : LPS, BUMN apakah punya neraca ? Dalam pasiva (kredit)nya apakah ada pos stockholder, shareholder, pemegang saham, pemegang modal ? Apakah pemilik modal itu sama dengan pemilik uang ?



Anak jalanan. Tanggungjawab siapa ?


Anak jalanan, kehadirannya tidak diinginkan oleh kedua orangtuanya. Tak di-bismillah-kan. Tak diawali dengan ucapan bismillah.Kehadirannya akibat sikon social masyarakat. Terwujud secarastruktural.



Ini adalahtanggungjawan masyarakat. Tanggungjawan kebijakan Negara.Kebijakan penyelenggara. Satu kebijkan terkait dengan kebijakan lain. Masalah anak jalanan tidak berdiri sendiri. Menyangkut semua bidang kehidupan : ideology, politik, ekonomi, social, cultural, moral.



Evaluasi menyeluruh


Diperlukan evaluasi kebijakan secaramenyeluruh dari Manipol, GBHN, mana yang sudah berhasil, dan mana ang masih harus dituntaskan di bidang pertanian, industry,pertambangan,energy, pariwisata, perdagangan, koperasi, tenaga kerja, transmigrasi, lingkungan hidup, agama, pendidikan, kebudayaan, iptek, riset, kesehatan,kependudukan, perumahan, hokum,penerangan, keamanan, dan lain-lain.



(BKS1001211030)


Himbauan Firdaus AN



Umat Islam harus berpikir historis dan idelogis agar tak terumbang-ambing dihanytkan arus tapa arah, aruss kemusyrikan dan kebatilan, arus sekularisme (arus jahili).



Umat Islam haruslah tak berulangkali disengat kalajengking dalam lubang yang sama. Umat Islam Indonesia haruslah tak membiarkan diri berulangkali terlibat melakukan dosa-dosa politik.



Umat Islam haruslah membentuk satu jama’ah yang kuat, kokoh, kompak bersatu. Umat Islam haruslah membuat jarak dengan penguasa, agar mempunyai ruang gerak ntk menyampakan kebenaran yang sesungghnya, agar tak dipangku oleh lawan Islam.Umat Islam Indonesia haruslah berikrar, bersumpah setia : Satu Agama, gama Islam. Satu Kiblat, Masjidil Haram. Satu Partai, Parta Islam.



Umat Islam Indonesia haruslah menyadari, bahwa selama Pancasila dan UUD-45 yang menjadi nomor satu di Indonesia, sedangkan Islam, alQur:an dan asSunnah yang jadi nomor dua, itu berarti semangat jihad uUmat Islam Indonesia belumlah ptimal.



Yang ideal di Indonesia, cukup memiliki dua partai politik, yaitu Partai Islam, bagi yang berideologi Islam, dan Partai Pancasila, bagi yang bkan berideologi Islam.



(KH Firdaus AN : “Dosa-Dosa Politk Orde ama dan Orde Baru ang idak Boleh Berulang Lagi Di Era Refrmasi”, 1999169-190, “Lawan dan Kawan Dalam Dnia Politik”).



(BKS1001151600)



Sistem Hukum Tatanegara


Presiden SBY pernah melontarkan wacana untuk mengupayakan melakukan kaji ulang atas amandemen UUD-45. Bahkan rasanya perlu melakukan kaji ulang atas sistem ketatanegaraan Indnesia secsara menyeluruh. Apakah bentuk Negara kesatuan ataukah bentuk Negara federasi yang lebih sesuai dengan Indonesa sekarang ? Apakah sistem presidensial ataukan sistem parlementer yang lebih sesuai untuk Indonesia masa kini ? Apakah lembaga legsilatf terdiri atas DPR dan MPR ataukah cukup DPR atau MPR saja ? Apakah Presiden yang sedang berkuasa dapat dipilh kembali dalam pemilu ataukah tidak ? Apakah Presiden ataukah MPR yang sebaiknya membat program pembangunan ?



(BKS1001271845)



Tentara dan Peperangan


Tugas tentara, militer itu adalah untuk berperang. Bila peperangan tak ada, maka tentara mengnganggur. Pengangguran tentara dalam negeri bisa menimbulkan gangguan keamanan. Agar dalam negari dapat aman, maka di luar negeri dengan berbagai alas an diciptakan peperangan. Tentara dikirim ke luar negeri untuk berperang. Berperang di Filipina, di Hindia Belanda, di Indo Cina, di Irak, di Afghanistan. Di Pakistan, di Yaman, di Sudan, di Somalia, di Haiti, di mana-mana.



(Bks1001271830)



Belajar dari Cina


Kini era perdagangan bebas Asia-Cina. Cina adalah Negara Komunis. Pedoman komunis adalah “From each (everyone) according to his ability, to each (for everyone) according to his work (need)”. Komunis Cina secara bertahap merubah tuan tanah feodal menjadi rakyat pekerja. Perusahaan Swasta di bawah kendali Perusahaan Negara. Perusahaan Swasta diorganisir menjadi koperasi. Koperasi dimodali oleh Bank Negara. Koperasi menangani industri rumah tangga. Suku-suku cadang diproduksi oleh industri rumah tangga.. Jenis dan vlume produksi ditentukan oleh Negara.



(BKS1001300545)



Membasmi korupsi (Demokrasi dan Khlafah)



Masih layakkah berharap pada demokrasi ? Demokrasi itu culas. Dalam system demokrasi yang berbicara, yang berkuasa adalah kekuatan uang, modal, kaptal. Yang kaya berpesta pora, yang melarat terglas menderita, merana. Masyarakat cenderung muak terhadap demokrasi dan pendukungnya.



Demokrasi ta mengenal moral, apalagi aklak. Semuanya halal. Tak ada yang aram. Gaya hidup hedonis jadi tujuan.



Substansi demokrasi Idonesia termaktub dalam UUD-1945, antara lain : Pancasla, Negara kesatuan, republic, presidensalissme, demokrasi konstitusional (KOMPAS, Sabtu, 19 Desember 2009, hal 7, Opini : “Demokrasi Tanpa Substansi”, le Donny Gahral Adian).



Teganya khilafah merupakan kewajiban syar’i. Kewajiban menegakkan khilafah tak bias ditnda-tunda lagi. Sdah saatnya Islam memimpin. Gaji guru sebesar 15 dinar (Rp.22 juta). Sapa ang bersedia tampil memegang tongkat komando (MU, Edisi 2, 6-19 November 2009).



Dalam Tatanegara Khilafah, Kepala Negara bertanggungjawab penuh atas tugas eksekutif (ri’ayah) dan yudikatif (qadhi). Korupsi, hedonis, kapitalis, kemunkaran, maksiat dilawan dengan dakwah dan penegakkan hokum secara syari’i.



Substansi demokrasi Islam termaktub dalam Qur:an dan Hadis, antara lain meliputi tauhid, khlafah, ukhuwah, musawah, musyawarah, ‘adalah (berlak adil, berbuat kebaikan, mempedulikan kerabat, tak berbuat keji, munkar, permusuhan, QS 16:90).



(BKS0912071015)

Menangkal korupsi dengan mental zuhud


Islam Digest REPUBLIKA, Ahad, 17 Januari 2010 (halaman B8, Wawancara) menampilkan “Gerakan Memberi Untuk Berantas Korupsi” dari Prof Dr Imam Suprayogo, rector Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.



Ajaran qana’ah, zuhud, wara’, infaq, sadaqah sebenarnya dapat menangkal tindak korupsi. Imam anNawawi (Abu Zakaria, Yahya bin Syaraf) dalam kitabnya “Riadhus Shalihin” terdapat hadits-hadits tentang keutamaan zuhud (tidak rakus pada dunia), keutamaan kemiskinan, qana’ah (menerima apa yang ada), makan dari hasil usaha sendiri, pemurah, wara’ (menjauhi sysubhat),tawadhu’.Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam kitabnya “alLukLuk walMarjan” terdapat hadits-hadits muttafaq ‘alaihi tentang zuhud, tawadhu’, sederhana.



Sayyid Qutthub dalam kitabnya ‘Keadilan Sosial Dalam Islam” (1994) memandang bahwa Islam membenci kemiskinan bagi manusia. Islammenghendaki agar manusia bebas dari tekanan kebutuhan-kebutuhan hidup material. Agar manusia tidak sampai menghabiskan seluruh tenaga dan waktunya hanya untuk mencukupi kebutuhannya. Islam menggabungkan antara pentingnya seseorang bekerja sendiri sekuat tenaga dan kemampuannya, dengan dorongan untuk menolong orang yang membutuhkan dengan sesuatu yang bias menunjang kebutuhannya, meringankan beban hidupnya, dan membantunya untuk hidup mulia, terhormat (halaman 184-191, Kewajiban zakat).



Namun Sayyid Qutthub memandang bahwa kemewahan sma sekali tidak perlu bagiorang yang ingin melaksanakan syari’at Islam di masyarakat. Untuk melaksanakan syari’at Islam di masyarakat diperlukan sosok yang memiliki sifat, sikap mental zuhud, wara’, qana’ah seperti ang ditampilkan oleh Khalifah Umarbin Khatthab, Ali bin Abi Thalib, Abidzar alGhifari.”Khalifah Umar bin Khatthab seringkali menyempit-nyempitkan diri, bakan dalam hal-hal yang dihalalkan bagi dirinya”. “Khalifah Ali bin Abi Thalib tahu bahwa Islam membolejkannya menikmati yang lebih dari pada yang ia makan dan minum saatitu, akan tetapi ia tidak mau meninggalkan sifat zuhud, wara’, qana’ah”.”Abudzar melakukan perlawanan terhadap politik kepemilikan yang mendorong terjadinya sikap hidup mewah”.