Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Monday, November 10, 2008

Terror mental (stigmatisasi)
Dulu, disamping melancarkan serangan fisik bersenjata, musuh-musuh Islam juga melancarkan serangan terror mental terhadap para Rasul dan pengikutnya. Antara lain dengan menyebarkan labelisasi, stigmatisasi, bahwa Rasul dan pengikutnya itu adalah orang-orang aneh, penyair, penyair gila, pelajar gila, orang gila, penyihir gila, penyihir, penyihir pintar, penyihir dusta, pembohong, pembual, orang-orang sesat, orang-orang bodoh, orang-orang sok, orang-orang hina (Prof Dr Hamka : "Tafsir AlAzhar", juzuk XXIII, hala 41, Surah Yasin 36:30). Juga menyebarkan labelisawsi, stigmatisasi, bahwa ajaran Islam yang dibawa Rasul itu adalah mimpi kacau, kebohongan, sihir, cerita lama, lagu lama. Kini dengan gesit sistimatis menyebarkan labelisasi, stigmatisasi bhawa orang-orang Islam itu adalah fundamentalis, radikalis, ekstrimis, terroris, dan lain-lain. Stigmatisasi ini dengan gencar dihembuskan, ditiupkan oleh Barat (AS dan sekutunya) (Hadi Mujiono : "Arogansi Barat Terhadap Islam", dalam Serial MEDIA DAKWAH, No.179, Mei 1989, hal 62-63). Label, stigma ekstrimis, radikalis, terroris disandangkan kepada semua pihak yang menantang, melawan kebijakan AS-Israel dan sekutunya (Jalaluddin Rahkmat : "Kamus Terrorisme Dari Chomsky", dalam Noam Avram Chomsky : "Maling Teriak Maling : Amerika Sang Terroris ?", hal XVI-XVII). Dulu, Pembesar-pembesar kaum Fir'aun berkata kepada Fir'aun : "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini ?" (QS 7:127). Musa berkata kepada kaumnya : "Mohonkanlah pertolongan kepada Allah dan ersabarlah" (QS 7:128). Kini Amerika Serikat dan sekutunya berseru kepada masyarakat dunia (PBB) : "Apakah kalian akan membiarkan umat islam untuk melakukan terror di dunia ini ? " Pemuka-pemuka Islam menghimbau umat Islam untuk berdo'a memohon pertolongan kepada Allah dan tetap tabah menangkisnya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home