Kelemahan politik umat Islam
Dalam Islam, politik adalah bagian dari syumuliyah alIslam, dari kesempurnaan Islam. Islam it mencakup IPOLEKSOSBUDHANKAMTIB.
Esensi, hakikat dari jihad, perjuangan politik Islam adalah berdaulatnya, berlakunya hukum Allah sebagai hokum positip di muka bumi. Pertarungan antara Islamisasi dan Deislamisasi berlansung sepanjang masa.
Sebagian besar kaum muslimin buta politik, buta tentang negara, tentang penyelenggaraan Negara. Juga pemahaman Islamnya parsial, juziyah, sepenggal-sepenggal.
Sebagai dampak (konsekwensi logis) dari kelemahan posisi politik umat Islam ini, maka dengan mudahnya umat Islam menjadi sasaran fitnah, sasaran isu; dengan mudahnya dijadikan kambing hitam. Umat Islam dituding sebagai biang, dalang terorisme. Yang melakkan perlawanan fisik secara sporadic dicap, dituding, dijadikan sebagai musuh negara.
Stigmatisas, labelisasi, fitnah terhadap umat Islam gencar disebarkan oleh musuh-musuh Islam, ssehngga terakan pla oleh umat Islam sediri tanpa klarifikasi, tanpa tabaiyun.
Perlu ditumbuhkan kesadaran politik umat Islam akan pentingnya sikap jama’i, kolektif, kooperatif, ta’aruf sesama umat Islam. Perlu adanya kaderisasi politik Islam secara berkesinambungan.
Seyogianya politkus muslim mengusung, menggunakan politik Islam, bukan politik sekuler. Politik Islam itu politik bersih, suci, murni, jujur, adil. Politik sekuler itu politik kotor, jorok, kumuh, curang, manipulatif. Ungkapan kekuasaan adalah kekuasaan, dan hukum adalah hukum adalah merupakan ungapan puitis politik sekuler. Dalam politik Islam, kekuasaan itu diatur oleh hokum Allah. Hukum allah itu subjek, sedangkan hokum adalah objek.
Dalam perkembangan sejarahnya, partai Islam sering kandas di tengah jalan dan umat Islam seau terpinggirkan, menjadi umat pecundang, bukan umat pemeang.
(Cuplikan “Bukalah Mata, Bukala Hati, oleh H Juju Zubair alias Abu Fathan, dalam Buletn Dakwah ALMIMBAR, Edsi 03, Th IV, 19 Januari 2007). (BKS0702091630)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home