Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Tuesday, November 27, 2007

Fitnah (kejahatan sistemik)

Dulu sebutan, gelar, predikat insinyur hanya melekat pada ahli bangunan, ahli konstruksi, ahli pertambangan. Kemudian juga diberikan kepada ahli pertanian, ahli perkebunan, ahli peternakan. Dulu sebutan industri berhubungan dengan keinsinyuran, engineering. Kini industri juga mencakup kepariwisataan, hiburan.

Dengan semakin canggihnya jaman, munculah aktivitas – aktivitas baru. Antara lain yang namanya kejahatan sistemik, sistematika crimes, kejahatan terencana, kejahatan structural, structural crimes, kejahatan terstruktur, rekayasa kejahatan, engineering crimes.

Kejahatan sistemik ini dalam terminologi Islam, barangkali dapat dirujuk, dikembalikan kepada fitnah, riddah ( simak QS 2:217 ), atau kepada baghyun ( simak QS 16:90 ). Dalam ayat QS 16:90, terdapat tiga kelompok kejahatan, yaitu fahsya ( lewdness ), munkar ( abomination ), baghy ( wickedness ). Barangkali fahsya dapat dipadankan dengan cabul, mesum, jorok, pornografis, sedangkan mungkar dengan pelanggaran, dan baghyun dengan makar, onar, kerusuhan, keresahan, kekacauan, teror.

Sebagian musuh Islam, antara lain dari Ahli Kitab dan sekutunya senantiasa membuat riddah, fitnah, kejahatan sistemik, kejahatan structural, kejahatan terencana, kejahatan terstruktur untuk merusak, mengacaukan aqidah, kepercayaan Islam ( simak antara lain QS 2:109, 2:120, 2:217, 3:100, 3:149 ).

Bagaimanapun Islam sangat membela kebebasan berpikir, berkeyakinan, berkepercayaan ( simak antara lain QS 18:29, 2:256 ). Namun Islam sangat menantang fitnah, riddah, kejahatan sistemik, kejahatan structural, kejahatan terencana ( simak antara lain QS 2:217, 8:39 ).

Terhadap yang bukan melakukan fitnah, riddah, Islam menghadapinya bukan dengan adu otot, adu okol, adu fisik, adu senjata, tapi dengan adu otak, adu akal, adu argumen, adu alasan, adu hujah, ( simak antara lain QS 16:125, 29:46 )

Menjamurnya aliran sesat dewasa ini, bisa saja disebabkan oleh factor internal, maupun oleh factor external. Faktor Internal bisa berupa kelemahan aktivitas dakwah. Dakwah yang hanya mengutamakan wah nya, gebyarnya, bergaya hiburan ( entertainer stile ) dan da’I yang pintar beraksi, pinter menggunakan topeng, masker, kedok, polesan. Faktor external bisa berupa fitnah ( kejahatan sistemik ) dari musuh – musuh Islam ( simak antara lain SABILI, No. 10, 29 November 2007, hal. 33, “ Aliran Sesat Rusak Gerakan Islam “ ).

( BKS0711210700 )

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home