Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Saturday, December 13, 2008

Masalah Ummat

Masalah (problematika) ummat Islam masa kini adalah kesejangan antara Das Sollen dan Das Sein, antara teori dan praktek, antara ilmu dan amal, antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dan yang terjadi di semua aktivitas bidang kehidupan. Di bidang politik, negara, kekuasaan, kepemimpinan. Di bidang sosial, kemasyarakatan, cultural, budaya, spiritual, keyakinan, akidah. Di bidang keumatan, jama’ah, kesatuan, persatuan, pergerakan. Di bidang keulamaan, keilmuan. Pilar negara sejahtera itu mencakup : kepakaran teknokrat (konsep yang ilmiah, ilmu orang pintar, kecakapan cendekiawan), kebijakan brokrat (supermasi hukum, keadilan penguasa/pejabat), kesosialan konglomerat (kedermawanan pengusaha, kepedulian sosial orang kaya), peran serta yang melarat (partisipasi orang miskin, kegotongroyongan masyarakat).

Seharusnya umat Islam ini adalah umat pemenang, bukan umat pecundang. Sebagai umat yang memimpin, bukan yang dipimpin. Dalam segala hal umat Islam ini dikendalikan oleh pihak lain, bukan sebagai pemegang kendali. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang berimana” (QS 3:139).

Seharusnya umat Islam ini mencegah kemunkaran, kemaksiatan, kejahatan, kekerasan, kekejian. Namun nyatanya umat Islam malah ikut-ikutan terlibat dalam segala macam tindak yang tidak senonoh. “Sesunggunya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, munkar dan permusuhan” (QS 16:90). Aktivitas yang merusak akidah, ibadah, akhlak, mu’amalah bermunculan di mana-mana. Krisis dalam segala hal.

Seharusnya umat Islam ini kompak bersatu padu, memelihara persatuan, menjaga kesatuan. Namun nyatanya umat Islam terpecah-belah, saling bermusuhan. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agaa) Allah dan janganlah kamu bercerai berai” (QS 3:103). “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS 5:2).

Seharusnya tokoh-tokoh umat Islam ini menuntun, membimbing umat dengan sepenuh daya dan dana, bukan malah memanfa’atkan umat untuk memperoleh dana dan nama (ketenaran). Hidup di tengah-tengah umat melarat, bukan malah bersama-sama selebiritis di acara infotainment. “Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah” (QS 9:324). “Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui” (QS 2:146). Sebahagian tokoh-tokoh umat Islam ini terkena penyakit Yahudi dan Nasrani, pintar berargumentasi, berhelah, berdalih.

Seharusnya umat Islam ini eksklusif, tampak beda dengan lawan dalam segala hal, dalam akidah, ibadah, mu’amalah, politik, ekonomi, sosial, budaya, perilaku. Berbeda dalam memperlakukan wanita, dalam berpenampilan, dalam berhari raya, dan lain-lain (Simak antara lain Buletin DAKWAH, No.47, Th.XXXV, 21 November 2008, “Awas Tasyabbuh”, oleh Dewi Haani). Namun nyatanya umat Islam tak ada bedanya sama sekali dengan yang lain. “Karena sesunggunya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka” (QS 4:140).

Seharusnya umat Islam ini cerdas, paham akan hikmah, akan kebijaksanaan. Paham akan hikmah beribadah, beramal, berkorban. Paham akan taqarrub ilallah. Paham akan fungsi harta kekayaan. Paham akan arti kedermawanan. Paham akan arti kehormatan diri. Tidak punya sikap mental pengemis (tangan di bawah), tetapi pemberi (tangan di atas). Tidak punya sikap mental angkuh, congkak, pongah, sombong, pamer, takabbur, tapi bersikap tawadhu’, rendah hati. Dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi terdapat pasal tentang keutamaan zuhud, qana’ah, kejelekan mengemis, agar pemurah, tidak kikir. Beramal secara cerdas, bukan hanya sekedar ikut-ikutan. “Dan janganlah kamu mengikut apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya” (QS 17:36).

(BKS0812080800)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home