Bid�ahkan dulu, lalu hujat
Salafiyyin (Salafiyanisme) lebih dulu menetapkan ahwa para jama�ah dakwah (pergerakan) mengambil manhaj dakwanya berbeda dengan manhaj dakwah para rasul. Dengan kata lain ahli harakah (yang terlibat dalam dunia pergerakan) adalah ahli bid�ah. Disusunlah alasan, hujah, dalil dengan menghimpun berbagai ayat-ayat Qr:an, Hadits-Hadits, matan qaul-qaul ulama untuk membenarkan ketetapan itu bahwa ahli harakah adalah ahli bid�ah. Dan tampaklah Salafiyyin sebagai pemangku manhaj salaf, padahal sesungguhnya hanyalah pengaku pengikut manhaj salafus shaleh.
Setiap bid�ah adalah dhalalah, sesat. Setiap dhalalah masuk neraka. Neraka itu adalah tempat orang kafir. Dengan kata lain ahli harakah adalah ahli bid�ah, ahli neraka, termasuk ke dalam golonga kafir. Dengan membid�ahkan ahli harakah, maka Salafiyyin terjebak mengkafirkan ahli kiblat. Seluruh alasan, hujah membid�ahkan ahli harakah bersifat ijtihadi, dan martabatnya paling tinggi sebagai zhanni, bukan qath�i.
Dikemukanlah bahwa bid�ah ahli harakah itu termasuk kemunkaran terbesar setelah syirik. Permusuhan terhadap ahli bid�ah ini harus lebih sengit daripada terhadap ahli maksiat. Para ahli bid�ah ini, seperti orang kafir haruslah dikucilkan (diisolasi). Kesaksiannya tidak diterimaa. Dalam shalat tidaklah boleh bermakmum kepadanya. Tidak boleh belajar darinya. Tidak boleh menikah dengannya. Tidak boleh mengambil referensi, rujukan darinya.
Ahli bid�ah (ahli harakah) � menurut versi Salafyyin � meskipun mengatasnamakan dakwah dan jihad, dinyatakan tidak berhak mendapatkan kasih sayang, pembelaan, dukungan dan loyalitas yang diharapkan. Bahkan perlu ditentang. Yang berhak mendapat pembelaan, kasih sayang serta loyalitas yang sempurna adalah Ahlus Sunnah wal Jama�ah. Dengan akta lain ahli harakah itu adalah ahli hawa, ahli bid�ah, ahli neraka. Masalahnya karena manhaj ahli harakah itu tak sesuai dengan pemahaman (imajinasi) Salafiyyin (Salafiyanisme). Setelah menghukumi mereka yang tak sesuai dengan pemahaman (imajinasi) Salafiyyin sebagai ahli bid�ah (ahli neraka), maka apa bedanya lagi antara yang membid�ahkan (mengkafirkan) dengan mereeka yang dibid�ahkan (dikafirkan)?
Dalam imajinasi Salafiyyin (Salafiyanisme) yang memerangi dan melakukan pemberontakan adalah ahli bid�ah. Seluruh pejuang kemerdekaan, yang memberontak terhadap pemerintah kolonial adalah ahli bid�ah. Kepatuhan kepada penguasa bersifat mutlak, tanpa memandang siapa pun penguasa itu. �Patuhilah dan ta�atilah pemimpin. Meskipun punggungmu dipukuli dan hartamu dirampasi, patuhilah dan ta�atilah�. (BKS0410111040) 1
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home