Ijtihad Imam Samudra
Back
Ijtihad-Jihad dan Imajinasi Imam Samudra
(Imam Samudra : "Aku Melawan Teroris")
Edisi nanti
Alhamdulillah, saya sempat menyimak "Aku Melawan Teroris : Catatan Harian Imam Samudra Bambang Sukirno", cetakan September 204. Untuk cetakan berikutnya, disamping edisi luks (dengan kertas HVS), kiranya juga dapat diterbitkan edisi sederhana (dengan kertas koran) dengan harga yang relatif terjangkau bagi yang berkantong kempes. Buku "Jihad" seperti ini seyogianya dibiarkan tersebar luas, tanpa dibatasi dengan "Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang" (All rights reserved). Bahkan dibiarkan diterbitkan dalam edisi bahasa Inggeris atau bahasa Arab tanpa perlu minta idzin terbit lebih dulu, dan agar juga dapat dibaca oleh para antek-antek "drakula bin monster dan gerombolannya".
Kata Editor
Editor Bambang Sukirno menulis : "Ketika perbedaan menyangkut kepentingan publik atau menyangkut hal strategis, dan antar pandangan yang satu dengan yang lain bisa berposisi "antagonis" (tadhod), secara normatif hal ini diselesaikan lewat mekanisme keputusan keamiran.... Karena salah satu fungsi amir adalah raf'ul khilaf (mengatasi sengketa), yang salah satu bantuknya; memilih salah satu pendapat yang berkembang untuk sebuah kebijaksanaan makro.... Dan disinilah letak krusial persoalan. Keamiran tunggal dalam Islam telah punah sejak 1924M, karena ulah Kamal AtTaturk. Ia kini terreduksi dalam "sekoci-sekoci" kecil dan bukan "kapal induk". Ada sekoci Usamah bin Laden, sekoci Dr Yusuf Qardhawi, sekoci Hasan AtTuraby, sekoci AlMaududy dan seterusnya. Masing-masing memiliki grand strategi sendiri-sendiri" (hal 11).
"... tradisi fiqh Islam lekat dengan dikhotomi antara ahlul atsar (mainstream nash) dan ahlur ra'yi (mainstream akal) .... Dalam dunia harakah modern, kecenderungan semacam itu populer dengan istilah ahlul mabaadi' (kelompok tekstual) versus ahlul mashaalih (kelompok yang mengedepankan parameter mashlahat)" (hal 12).
(Dari sudut pandang pengaku Ahlus Sunnah wal Jama'ah, pengikut manhaj Salafush Shalih, maka orang-orang semacam Sayid Ahmad Khan, Qasim Amin, Ali Abdul Raziq, Mahmud Abu Rayyah, Muhammad Husein Haekal, Hasan Turabi, Muhammad Ghazali, Fahmi Huwaaidy, Hasan Hanafi, Khalid Muhammad Khalid, Muhammad Arkoun, Muhammad Abduh, Abul A'la Maududi, Muhammad Isa Dawud, Sayid Quthub, Muhammad Quthub, Muhammad Surur, dan laih-lain yang sepaham dengan mereka dalam satu masalah, adalah termasuk ke dalam kelompok Rafidhah, Khawarij : Majalah ASSUNNAH, Surakarta, No.07/I/1414-1993, hal 31, ALFURQON, Gresik, Edisi 2, Tahun IV, Ramadhan 1425).
"... inilah Imam Samudra apa adanya, selanjutnya terserah pembaca dalam menyikapinya, bersimpati, menolak, netral, atau bahkan menertawakan" (hal 12).
Keyakinan
Imam Samudra menulis : "... saya hanya akan melakukan suatu perbuatan meskipun dengan resiko apapun setelah saya meyakini dengan sebenar-benar keyakinan, tanpa gamang dan tanpa bimbang .... Siapapun boleh berbeda pendapat dengan saya ...." (hal 199).
Berijtihad dulu, baru berjihad
Imam Samudra menulis ; "... amal apapun yang dilakukan seorang muslim wajib didasarkan pada nash-nash syar'i. Tidak boleh semata-mata karena dorongan emosi dan kalkulasi logika semata ...." (hal 137).
".... Islam mengajarkan bahwa ilmu itu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan, bukan berbuat dan berucap dulu baru kemudian mencari ilmu ...." (hal 143).
"Dalil-dalil yang saya sebutkan ... bukanlah sebagai mencari pembenaran (justifikasi) belaka, atau sebuah kebetulan yang saya nyatakan seelah kejadian, dalam hal ini setelah Jihad Bom Bali. Karena mencari pembenaran berkonotasi memaksakan dalil-dalil sekalipun tidak selamanya begitu" (hal 143).
Ide dan aksi
(Prof Dr A Syalabi menulis : "... mengenai Khawarij ... Mereka lebih dulu memberontak kepada Ali, kemudiana barulah mereka berusaha mencari sebab bagi pemberontakan itu ... Pada golongan Syi'ah paham yang lebih dulu terbentuk, kemudian barulah mereka mulai mengadakan pemberontakan-pemberontakan" : "Sejarah dan Kebudayaan Islam" 2, 1983:308).
Perang Salib ke-X
Imam Samudra menulis : "... dunia sekarang memasuki tahap ke-10 Perang Salib Baru" (hal72).
"... Perang Salib tengah berlangsung ... media-media vokal dan mainstream yang kini menguasai dunia, tak lain adalah alat propaganda kaum Zionis dan Salibis" (hal 135).
"... saya tidak perlu ragu lagi untuk mengatakan bahwa seluruh warga negara Amerika dan sekutunya telah terlibat dalam Perang Salib" (hal 150).
"... hakekat Perang Salib yang bersifat global ... dalam keadaan umat Islam terjepit, setiap jengkal tanah di bumi ini dapat dikatakan sebagai tempat konflik ... segala syarti'at perang dalam Islam dapat diaplikasikan sesuai dengan kemampuan dan kemungkinan yang ada" (hal 185).
Imam Samudra blank (tak menulis), siapakah yang punya otoritas, wewenang untuk menyatakan dunia dalam keadaan perang.
Protokolat Yahudi
Imam Samudra menulis : "... semuanya itu merupakan strategi Yahudi untuk menghancurkan seluruh agama terutama Islam" (hal 149).
(Dalam AlMaidah : 64, disebutkan bahwa terhadap Yahudi : "Kami telah timbulkan kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka membuat kerusuhan di muka bumi". Dari ayat ini diperoleh kesan bahwa sikap mental Yahudi itu adalah penghasut, penyulut, pengobar, agitator, provokator perang dan makar. Pembuat, penyebar isu, gosip. Penyulut perselisihan, pertikaian, persengketaan, keresahan, kerusuhan, kekacauan. penimbul kekacauan sistim politik, ekonomi, moral.)
Operasi Jihad
Imam Samudra menulis : "... operasi-operasi Jihad itu dilakukan dalam menghadapi Perang Salib abad 20-an" (hal 144).
"... operasi ini tidak lain merupakan ihyaa:us-sunnah (menghidupkan sunnah) yang telah sekian lama hilang, terpendam oleh kekalahan akibat yang dilakukan oleh agresor Zionis dan Salibis" (hal 144).
"... Tidak ada halangan secara hukum bagi kaum muslimin untuk melaksanakan jihad offensive, untuk memulai memerangi kaum kafir dan bukan sekedar mempertahankan diri ... membuat "konflik" (baca : jihad) ... hendaklah mereka lakukan tanpa harus menunggu orang kafir memulai membantai kita, anak-anak kita, ibu kita, istri kita, serta saudara-saudara kita ... Umar bin Khaththab ra bahkan pernah berkata "Khairul hujumi addifaa:i" (Sebaik-baik pertahanan adalah penyerangan) ... "the best defence is offence" (hal 189-190).
"... kewajiban jihad akan tetap berlangsung. Hal itu dilakukan oleh Rasulullah saw, para sahabat ra serta tabi'in dan generasi sesudah mereka ... Khilafah Islamiyah waktu itu mengadakan ekspansi jihad terhadap negara-negara kafir dan musyrik" (hal 162).
"Jihad adalah salah satu bagian dari syari'at Islam yang tetap berlaku hingga akhir aman kelak. "Jihad akan terus berkembang hingga hari kiamat" (hal 163).
Larangan mengangankan ketemu musuh (kontak senjata ?)
Di tempat lain Imam Samudra menulis : "... apa yang engkau dan kalian katakan terhadap Nabimu, Nabi kita Muhammad saw yang bersabda "Janganlah kalian mengangankan bertemu dengan musuh. Mohonlah kepada Allah sesuatu yang baik (afiat). tetapi jika kalian menjumpai mereka bersabarlah. Ketahuilah, bahwa surga itu di bawah naungan pedang" (hal 231).
Peringatan mujahidin
Imam Samudra menulis : "... (1998), mujahidin telah menghadiahi dua hantaman mematikan terhadap Amerika berupa serangan bom syahid di afrika Timur. Ini terjadi setelah peringatan mujahidin agar Amerika dan sekutunya menghentikan antuan dan campur tangan mereka terhadap penjajahan Israel ... agar hengkang dari AlHaramain (Mekah-Madinah), namun tidak digubris" (hal 185).
"Pasca kejadian istisyhad WTC, dunia terperangah, Animo masyarakat dunia untuk mempelajari Islam kian meningkat. Bahkan bilangan pemeluk Islam dunia terus bertambah. Ini sangat menakjubkan, menejutkan kaum kafir, bahkan mengejutkan orang-orang Islam sendiri" (hal 186).
"... pengorbanan ... demi mempertahankan tauhid, berujung pada terketuknya hati manusia untuk beriman kepada Allah swt ... orang sekarang mengucapkan dua kalimat syahadat setelah sang mujahid syahid dalam peristiwa bersejarah 11 September 2001" (hal 187).
Aktivitas jihad
Imam Samudra blak (tak menulis), apakah aksi-aksi, aktivitas-aktivitas jihad yang dilakukan seperti penyerangan WTC 1993 sampai Bom Bali semakin melemahkan lawan, ataukah hanya mendatangkan syok sesaat, atau bahkan semakin menguatkan posisi lawan.
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah operasi jihad Bom Bali dilakukan secara cermat, terprogram, terarah, penuh ihtisab, perhitungan, kalkulasi persiapan infantri, kavaleri, artileri, logistik, strategi yang dapat menggentarkan musuh Allah dan musuh kaum muslimin, seperti diperintahkan dalam AlAnfal : 60.
Menggentarkan lawan
Imam Samudra menulis : "Dalam prinsip perang, aspek morality menempati urutan nomor satu di antara parameter-parameter lain. Jika sebuah operasi bom syahid bertujuan untuk merobek-robek moral tempur musuh, dan pada saat yang sama dapat mengatrol semangat jihad kaum muslimin, maka operasi seperti itu sangat dianjurkan" (hal 182).
"Operasi istisyhad (memburu syahid) bertujuan merontokkan musuh ... membangkitkan semangat jihad dan keberanian kaum muslimin" (hal 183).
"... berjibaku ... tidak menapa jika ia memiliki asumsi kuat akan keberhasilan operasinya, atau dapat menimbulkan kerugian pada musuh" (hal 182).
(Prof A Hasymi yang antara lain merujuk pada "ArRasul AlQaid"nya Jenderal Mahmud Syeet Khaththab mengemukakan dalam "Nabi Muhammad saw sebagai Panglima Perang"nya, bahwa setiap aksi, setiap aktivitas militer-jihad yang dilakukan oleh Rasulullah saw terhadap kaum kuffar selalu penuh dengan perhitungan, kalkulasi, yang efek-dampaknya selalu melemahkan posisi lawan-kufar, yang semakin mendekatnya bagi "i'laa:i kalimatillah" bagi "'izzul Islam wal Muslimin". Semua taktik dan strategi yang dilakukan Rasulullah diarahkan untuk mematahkan semangat tempur lawan. Jihad dilakukan secara terprogram, terarah. Arahnya untuk melemahkan semangat tempur lawan).
Memusnahkan yang haram
Imam Samudra menulis : "... seluruh income yang bersumber dari bisnis yang ada hubungannya dengan Sari Club, Paddy's Pub, atau nama-nama lain sejenis, serta aktivitas yang mendukung proses "pembinatangan" di pinggiran laut Kuta dan sekitarnya, adalah haram. Sesuatu yang haram memang wajib dimusnahkan, dihancurkan, dan ditiadakan" (hal 158).
Imam Samudra blank (tak menulis), siapakah yang punya otoritas, wewenang untuk menyatakan dunia dalam keadaan perang.
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah "asysyajarah" seperti yang tersebut dalam Albaqrah : 35 juga harus dimusnahkan, dihancurkan, ditiadakan oleh Adam as.
Bolehkah membunuhi wanita kafir ?
Imam Samudra menulis : "Dalam kaitan ini, Imam AlMujahid, Ibnu Nuhas mengutip pendapat Ibnu Rusyd : "Memerangi wanita dan anak-anak adalah diharamkan jika mereka tidak terlibat peperangan. Tetapi ketika mereeka terlibat peperangan, maka tidak ada keraguan tentang bolehnya membunuh dan memerangi mereka" (hal 146-147).
"Ketika seorang wanita kafir dengan sengaja membuka dan memamerkan auratnya di depan kaum muslimin ia berarti berusaha membuyarkan konsentrasi pasukan kaum muslimin, sekaligus mencoba menghancurkan moral mereka" (hal 174).
'Dalam sebuah peperangan, salah seorang wanita kafir sengaja berdiri di depan pasukan mereka, lalu ia menyingkap auratnya di hadpan kaum muslimin. Rasulullah saw kemudian bersabda : 'Wanita itu melecehkan kalian, bunuhlah ia". Wanita itu dibunuh" 9Hal 146).
Mencegah kemunkaran
Imam Samudra menulis : "... kita dapat melihat bagaimana proses "pembinatangan" telah terjadi di Kuta, sanur, dan sekitarnya. bule-bule Zionis dan Salibis dengan bangganya memamerkan kebinatangan mereka, sesuka hati mereka, tanpa merasa ada yang menghalangi apalagi melarang ... perbuatan mereka adalah merusak moral bangsa Indonesia, yang mayoritas muslim ini. Islam memandang bahwa perbuatan bule-bule kafir di Kuta, sanur dan sekitarnya itu sebagai kemungkaran yang harus dicegah" (hal 149).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah sebelum melakukan operasi Jihad Bom Bali pernah dikeluarkan :
- peringatan agar Amerika dan sekutunya menghentikan pembantaian kaum muslimin di mana pun,
- peringatan agar Amerika dan sekutunya membebaskan para mujahidin yang mereka tawan di mana pun,
- peringatan agar bule Zionis dan Salibis menghentikan aksi "pembinatangan" (dehumanisasi) di mana pun,
- peringatan agar wanita Zionis dan Salibis menghentikan aksi enghancuran moral manusia di mana pun,
- peringatan agar kaum muslimin tak berada di dalam dan di sekitar tempat maksiat (tempat kemungkaran).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah sesudah melakukan operasi Jihad Bom Bali pernah mengeluarkan pernyataan bertanggungjawab (pertanggungjawaban kepada kaum muslimin), seperti biasanya dilakukan oleh mujahidin di Palestina.
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah sesudah operasi Jihad Bom Bali :
- animo masyarakat dunia untuk mempelajari Islam meningkat,
- animo masyarakat dunia untuk masuk Islam meningkat,
- moral tempur Amerika dan sekutunya rontok,
- semangat-ruh jihad dan keberanian kaum muslimin bangkit,
- Kuta, Sanur berubah dari lokasi kemunkaran menjadi lokasi kemakrufan,
- malah yang terjadi perubahan dari yang semula berposisi sebagai pemburu (offensif) berubah jadi buruan (defensif, depeo, wanted) yang sibuk menyembunyikan diri.
Memerangi seluruh kaum kafir-musyrik
Imam Samudra menulis : "Menurut ibnu Abbas, seperti disebutkan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa ayat : "Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintahNya" (AlBaqarah : 109), telah dimansukhkan (digantikan) oleh Ayat Pedang (ayat 5 dan ayat 29 surat Attaubah)" (hal 120).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah ayat "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)" (AlBaqarah : 251) juga dimasukhkan oleh Ayat Pedang.
Imam Samudra menulis : "... Shahih Bukhari-Muslim ... "Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang sehingga hanya Allah saja yang diibadahi, tidak ada syirik (sekutu) bagiNya" (catatan kaki Shahih Bukhari-Muslim, tanpa menyebutkan judul kitabnya, babnya, juznya, halamannya) (Hal 113).
Sampai kapan peperangan dalam Islam dibenarkan ?
Imam Samudra menulis : "... peperangan terus dilaksanakan "sehingga tida ada fitnah" ... (AlAnfal : 39), " ... sehingga tidak ada kemusyrikan", "sehingga tidak ada kemunkaran", "sehingga Islam menatasi, mengungguli din-din lainnya" (hal 94, 133-134).
"Peperangan itu akan terus terjadi, sampai kaum muslimin berhasil mengalahkan seluruh kaum kafir. kelompok terakhir yang dikalahkan aalah Yahudi" (hal 145).
Membunuh sipil
Imam Samudra menulis : "... Amerika, Australia, singapura, Thailand dan beberapa negara lainnya memeliterisasi rakyat sipil ... Jadi istilah sipil kurang relevan lagi" (hal 109, 136).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah rakyat sipil yang dimiliterisasi itu pada waktu tak dipersenjatai, statusnya sama dengan militer aktif.
Mengapa bom syahid mesti terjadi di Bali ?
Imam Samudra menulis : "... bahwa 'perintah untuk memerangi seluruh kafirin, musyrikin, dan antek-antek mereka telah diwahyukan allah kepada nabi Muhammad saw lima belas abad yang lalu : "Apabila habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka" (Attaubat : 5). "Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya, sebagaimana mereka pun memerangi kamu semua" (AtTaubah :36) (hal 189-190).
"Jihad adalah satu di antara beberapa fardhu 'ain bagi kaum muslimin" (hal 194).
"Dan perangilah mereka sehingga tida ada lagi fitnah, dan supaya dien (agama) itu semata-mata dien (agama) Allah saja (yang unggul)" (Al Anfal :39) (hal 133).
Imam Samudra blank (tak menulis), kenapa Rasulullah mencegah Umar bin Khaththab untuk memenggal leher Abdullah bin Ubay bin Salul.
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah ayat "... jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke empat yang aman baginya. ..." (AtTaubah : 6 yang langsung berada sesudah AtTaubah : 5), juga dimansukhkan oleh Ayat Pedang.
Adakah bom syahid dalam Islam ?
Imam Samudra menulis : "Yusuf Qardhawi membolehkan untuk situasi seperti di Palestina. Sementara Dr Nawaf Hail AtTakruri tidak membatasi hanya untuk Palestina. Ja'far Umar Tahlib menganggap bom syahid (istisyhad) WTC sebagai bid'ah. sebagian mufti Saudi Arabia yang dapat dipastikan sebagai qa'idun (tidak berjihad) ada yang menganggap haram, diikuti segelintir salafy irja'i di Indonesia yang menggap haram. Syaikh Albany berpendapat "tergantung keutusan Amir" (hal 171).
"Sufyan bin Uyainah ra, seorang tabi'in dan termasuk guru Besar Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan, "Jika kalian menyaksikan manusia berselisih, hendaklah kalian mengikuti (pendapat) mujahidin dan ahli-tsughur, karena sungguh Allah berfirman, "Allah benar-benar memberi mereka hidayah ..." (Al'Ankabut : 69) ... ahluts-tsughur, secara ringkas dapat dipahami sebagai orang-orang yang berjaga atau berada di front-front jihad" (hal 69, 172).
"... Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa bom syahid diperbolehkan untuk kondisi seperti Palestina ... Pembatasan bom syahid hanya boleh di palestina, atau yang semisal, menunjukkan bahwa Yusuf Qardhawi kurang memahami atau menyadari hakikat Perang Salib yang bersifat global ... Bahkan Yusuf Qardhawi tanpa merasa berdosa dan malu menyerukan agar masyarakat muslim dunia mendonor darah untuk korban WTC" (hal 184-186).
"Mereka yang menatakan bahwa istisyhad (memburu syahid) adalah bid'ah atau bunuh diri, hanyalah orang-orang yang tergesa-gesa atau belum sampai ilmu kepada mereka, atau memang hati mereka buta dan tidak mau menerima kebenaran" (hal 184).
"Menyikapi peperangan yang dilakukan Amerika dan gerombolan monsternya, Dewan Fatwa Saudi (yang kurang mengerti trik-trik politik) yang diketuai Syaikh bin Baz rahimahullah segera mengeluarkan fatwa justifikasi tentang bolehnya menggunakan drakula Amerika dan mosnter sekutunya sebagai penjaga keamanan Baitullah dan sekitarnya" (hal 92).
"Adalah sebuah realitas bahwa umat Islam kini dalam keadaan berpecah belah, tidak bersatu. Umat Islam telah berkelompok-kelompok, bersekte-sekte, berpartai-partai, ber... ber... ber... Masing-masing kelompok, grup, jama'ah atau organisasi merasa dirinyalah yang paling benar" (hal 57). ("Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka masing-masing") (AlMukmin : 53; Rum : 32).
"Di Indonesia ada DI/TII, HT (Hizbut Tahrir), IM (Ikhwanul Muslimin), PERSIS, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain. Lalu siapakah yang benar dan siapa yang salah? Siapa yang lurus dan yang sesat?" (hal 58).
Metode berijtihad
Imam Samudra menulis : "... metode yang kutempuh dalam memahami Islam ... memahami AlQur:an dan sunnah berdasarkan manhaj Salafus Shalih yang bersifat adil, moderat dan tidak ekstrem (ghuluw)" (hal 58-59). "Generasi salafus-shalih inilah yang memiliki penafsiran, pemahaman, keyakinan serta pengetahuan yang benar tentang AlQur:an dan Sunnah" (hal 63). "Dalam masalah jihad aku berpegang pada fatwa para ulama mujahid yang mereka terjun langsung dan terlibat dalam jihad ..." (hal 64).
"... peristiwa Jihad Bom Bali ... dilakukan atas dasar keyakinan, dimana keyakinan tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dapat diuji keabsahan sumber-sumber hukumnya ... Keyakinan yang saya maksud adalah syari'at Islam yang bersumber dari AlQur;an dan sunnah nabi saw. Proses pemahaman terhadap sumber itu pun tidak dijalani secara serampangan atau acak-acak ... pola pemahaman saya adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan manhaj salafus Shalih" (hal 198-199).
Hukuman mati
Imam Samudra menulis : 'Apakah yang Aku dan kawan-kawan lakukan adalah kebaikan yang sesungguhnya dan didasarkan pada AlQur:an dan Sunnah. Dan itu semua disebut Jihad Fi Sabilillah. Ancaman hukuman mati tidak menambah apa-apa kecuali semakin mantap keyakinan akan janji Allah, bahwa dalam transaksi untuk memperoleh surga Allah, akan diperoleh dengan berperang di jalan Allah, dan otomatis ada proses "membunuh dan terbunuh" (lihat AtTaubah : 111) (hal 192).
"... jihad Bom Bali adalah salah satu bentuk ukhuwah Islamiyah. Sebagai pengejawantahan : satu jasad, laksana bangunan, pahit getir, derita sengsara ..." (hal 161).
"... operasi Jihad Bom Bali dimaksudkan pula sebagai jihad offensive, sekalipun pada praktgeknya tidak sama persis, tidak seideal istilah offensive itu sendiri" (hal 163).
'... sebagai seorang muslim, saya maksudkan pula Jihad Bom Bali sebagai usaha pembebas kaum muslimin, mujahidin yang tertawan. Mereka ditawan oleh agresor Salibis-Zionis dan sekutu-sekutu mereka di berbagai belahan bumi ini ... Operasi Syahid demi membebaskan Dua Tanah Suci Umat Islam, Mekah AlMukarramah dan Madinah AlMunawarah" (hal 168).
Imam Samudra blank (tak menulis), bagaimana kalau setiap orang membunuh dengan dalih khawatir si erbunuh akan mendorong orang lain kepada kerusakan dan kekafiran, seperti halnya Khidr khawatir bahwa anak yang terbunuh akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran (lihat AlKahfi : 80), ataukah lebih dulu diasumsikan pada masa kini tak ada pengadilan, sehingga setiap orang boleh membunuh berdasarkan ijtihadnya masing-masing.
Efektivitas bom syahid
Imam Samudra menulis : "... Jihad Bom bali? Dengan takdir Allah swt, ini akam menghunjam ke relung hati seluruh umat manusia. ia akan segera membombardir otak para decision maker. Para panglima perang agresor Zionis dan Salibis akan segera panik, limbung, hilang pertimbangan, tak lama kemudian akan tumbang" (hal 171).
Usamah bin Laden
"... Syaikh Usamah bin Laden ... Beliau bukan seorang Nabi, tidak pula luput dari kesalahan (ma'shum). akan tetapi, fatwa, pandangan, pernyataan beliau lebih mendekati kebenaran dari pada mereka yang sama sekali tidak pernah menginjak tanah jihad, apalagi angkat senjata menghadapi kaum kafir ..." (hal 187).
(Noam Avram Chomsky berkata : 'Sebagai jutaan Arab saudi, Bin Laden menjadi pemimpin Islam militan dalam perang mengusir Rusia dari afghanistan. dia adalah salah seorang dari sekian banyak ekstrimis fundamentalis agama yang direkrut, dipersenjatai, dan didanai oleh CIA serta sekutu intelijennya di pakistan agar dapat menimbulkan kerugian ang sebesar-besarnya pada Rusia ... Tidak jelas benar apakah secara pribadi Osama bin Laden menjalin kontak langsung dengan CIA ... Bin Laden dan rekan-rekan "Afghan"nya berbalik melawan AS pada 1990 ketika mereka (AS) membangun pangkalan milier permanen di arab saudi ... Bin Laden memandang hina AS karena dukungannya pada rezim Arab saudi ..." : "Maling Teriak Maling : Amerika sang Teroris ?", 2001:XIII-XIV).
Ummah qaimah
Imam Samudra menulis sabda Rasulullah saw : "Akan tetap ada thaifah (sepasukan kecil) dari umatku yang terus menerus berperang di atas keenaran, mereka eksis, tidak akan membahayakan mereka oleh yang menyelisihi mereka sampai datang urusan Allah" (catatan kaki Ibnu Katsir, Shahih Bukhari, tanpa menyebut judul kitabnya, babnya, juznya, halamannya).
(Muhammad Fuad Abdul Baqi menukil : "Mu'awiyah erkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda ; selalu dari umatku golongan yang menegakkan ajaran Allah tidak hirau terhadap siapa yang menghina atau menentang mereka, sehingga datang ketentuan Allah (kiamat) sedang mereka tetap sedemikian" :Shahih Bukhari, kitab : 61 AlManaqib, bab : 28 Haddatsani Muhammad bin AlMutsanna, "Allukluk wal Marjan", hadits no.1250).
Jihad
Imam Samudra menulis : "... kami hanya menjalankan satu fardhu 'ain yang disebut Jihad Fi Sabilillah, yang tak beda hukumnya dengan shalat, shaum Ramadhan dan fardhu 'ain lainnya" (hal 270).
"... kurasakan kelapangan batin yang sangat luar biasa. Tak dapat kunyatakan betapa manis dan nikmatnya iman dalam Islam dan buah dari jihad fi sabilillah yang kuimani" (hal 273).
Basyair-karamah
Imam Saamudra menulis : "Aku semakin yakin saja, bahwa jalan yang kutempuh ini adalah benar. jalan ini adalah jalan jihad Fi Sabilillah, Li i'laa:i Kalaimatillah. Peristiwa demi peristiwa yang Allah karuniakan kepadaku tidak lain selain basya:ir (kabar gembira) agar aku tidak berdukacita ..." (hal 278).
"Tatkala berita-berita bumi tersumbat rapat, maka Dia membukakan 'berita-berita langit' berupa bisyarah-bisyarah (kabar gembira) yang datang lewat mimpi-mimpi yang menyenangkan dan menggembirakan. di tempat itu justru kurasakan imanku makin mantap dan 'menjadi' mski aku di sarang thagut" (hal 267).
Benteng-penjara
(Al'Allamah Ibnul Qaiyim menulis : "Saya mendengar Syaikh AlIslam Ibnu Taimiyah - semoga allah mengkuduskan rohnya - berkata : "Di dunia ini terdapat surga, barangsiapa tidak memasukinya, tidak akan memasuki surga akhirat". Dan suatu ketika ia berkata pula kepadaku : "Surgaku dan tamanku ada dalam dadaku, jika aku istirahat, ia bersamaku dan tidak pernah berpisah. Terpenjaranya aku berarti khalwat - bersunyi diri dalam dzikir, terbunuhnya aku berarti mati syahid, diusirnya aku dari negeriku berarti pengembaraan". dalam tahanannya yang terletak dalam benteng ia berkata : "Andaikata dihargai benteng ini dengan sepenuh emas, tidak akan bisa menandingi syukurku kepada Tuhan atas nikmat terpenjaranya aku, atau ia mengatakan; "tidak bisa saya membalasi jasa-jasa mereka yang telah menyebabkan saya memasuki penjara ini yang mebawa kebajikan bagiku dan yang seumpama itu" : "AlWaabil AshShayyib", Faidah dzikir yang ke-34, dalam "majmu'ah Alhadits", 1342H:727, KH Firdaus AN : "Detik-Detik Terakhir Kehidupan Rasulullah", 1983:111 dari Muhammad Syukry AlAlusy : "'Inayah AlAmany Fi ArRaddi 'Alaa Annabhany", jilid II, hal 215).
Lelaki tua berjenggot panjang
Imam Samudra menulis : "... aku melihat (dalam bisyarahnya ?) persis seorang lelaki tua berjenggot panjang tersenyum kearahku, menunjukkan ibu jarinya dan mengepal-ngepal tangannya memekik-mekikkan "Allahu Akbar" (hal 271).
Titipan roti beroles mentega
Imam samudra menulis : "suatu ketika ..., secara tiba-tiba terlintas dalam diriku sekeping roti tawar dan seoles mentega yang tidak pernah lagi kunikmati sejak hampir dua tahun ... Tiba-tiba pintu jendelaku diketuk orang "Assalamu'alaikum" ... "Kang Imam, ini ada titipan roti dan mentega" ... (hal 278).
Air mengalir lagi
Imam samudra menulis : "... aku sempat termenung mengapa kran airku tidak mengalir lagi ... cukup risau hatiku. Agak gelisah juga. Subhanallah begitu memulai takbiratul ihram untuk shalat subuh, terdengarlah tetesan air. Lalu mengalir agak deras. Lebih deras dari beberapa kejadian sebelumnya. Esok harinya peristiwa tersebut terulang pada jam yang hampir sama. Mesin rusak, pipa air diangkat. tower kerontaang. Matahari terik menyengat. Jadi dari mana genangan air itu datang?" (hal 276).
"Saat aku khusyu' menikmati khalwat kepadaNya, Subhanallah tiba-tiba terdengar aair menetes perlahan di kamar mandiku. Setetes, dua tetes dan seterusnya mengalir perlahan, tetapi tidak deras. ... Mulanya aku menyangka bahwa pipa air telah diperbaharui, dan disambungkan ke kamar mandiku. ... Tetapi deugaanku itu menjadi mentah, ... aku mendapat kepastian bahwa memang belum ada sambungan air ke kamar mandiku, karena memang rusak" (hal 273-274).
Sound system off
Imam Samudra menulis : "Musik terus menghingar-bingar, tak peduli, aku terus shalat (Dhuha ?). Believe it or not, pada raka'at kedua, tiba-tiba musik berhenti. Kudengar sorak kecewa para polisi yang sedang joged di luar penjara sana. Alhamdulillah ... Setelah kupastikan, memang sound system off sama sekali seelum waktunya. Aku segera bersjud syukur" (hal 272).
Rahmat derita
Imam Samudra menulis : "... derita yang dialami kaum mukminin adalah rahmat Allah. ... seseorang tidak akan berhenti menerima dan mengalami kesengsaraan sampai dia bersih dari kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya di atas dunia ini. ... Semakin kuat seorang mukmin berpegang teguh dengan agamanya, dan bersabar atas segala resiko yang dihadapinya, maka semakin dahsyat ujian baginya yang datang dari musuh-musuh agama ... jalan pertolongan dan akhir kemenangan yang baik, hanya akan mengalir melalui sungai-sungai derita, petaka dan kepedihan ..." (hal 214, 216).
Surga diraih dengan nyawa
Imam Samudra menulis : "... surga itu tidaklah mudah, tidak juga murah. 'Surga itu diliputi kesusahan, dan neraka dihiasi oleh keindahan" ... Surga ... Dibeli dengan harta dan nyawa ... Surga ... Ditempuh dengan pertempuran ... Pertempuran ... membunuh atau terbunuh ... "Ketahuilah, bahwa jannah (surga) berada di bawah bayang-bayang pedang" (catatan kaki Bukhari-Muslim, tanpa menyebutkan judul kitabnya, babnya, juznya, halamannya) (hal 239).
(Quraisy Syihab dalam "Mukjizat Al-Qur:an", hal 104-105 menulis : "Al-Qur:an rupanya sengaja memilih kata ini ["huurun 'iyn", surah AdDukhan : 54, AtThuur : 20, AlWaqi'ah : 22], untuk menampung segala macam keindahan dalam ukuran selera manusia - sipit atau bulat, semuanya boleh - yang enting "huurun 'iyn" adalah makhluk yang indah dalam pandangan dan penilaian pasangannya. ... ada ayat-ayat lain yang melukiskan mereka sebagai wanita-wanita dan bahwa mereka suci [surah AlBaqarah : 25, Ali Imran : 15, AnNisaa : 57] belum disentuh oleh manusia maupun jin [surah ArRahman : 74], bagaikan mutiara yang tersimpan baik [surah ArRahman :24]. Redaksi PANJI ISLAM, Medan, dalam edisi no.2, Tahun IV, 25 Maart 1937, hal 162/1526 menukil terjemahan "Le Islam" Henri de Castrie tentang "Sorga dalam Islam", yang menulis : "Segala ucapan itu [tentang sorga] adalah sindiran [kiasan] belaka; dengan kenikmatan yang lahir sekarang digambarkan kenikmatan rohani, sindiran mana pernah dipakai dalam segala Kitab-Kitab Suci". Muhammad Husain Haekal dalam "Sejarah Hidup Muhammad" [Hayat Muhammad] pada pasal "Orientalis dan Kebudayaan Islam" menukil kesinisan Washington Irving dalam "Life of Mahomet" yang menulis : "Kiranya orang tak akan dapat melukiskan suatu ajaran [jabariah] yang lebih tepat dari ini untuk mendorong sekelompok tentara yang bodoh tidak berpengalaman itu menyerbu secara buas ke medan perang. Mereka sudah diyakinkan, kalau hidup mendpat rampasan perang, kalau mati mendapat surga.")
Ilmu hacking
Imam Samudra menulis : "... ilmu hacking dan membaca Kitab Kuning adalah sama-sama harus dikuasai atau minimal mengerti. Akan semakin bagus jika memahami ilmu bombing atau jurus-jurus fighting dan killing yang dignakan untuk jihad fi sabilillah ... berusahalah menjadi preacher (ustadz-da'i), hacker, bomber dan fighter atau killer" (hal 15).
(Seyogianya Islam dipelajari, dipahami dengan menempuh berbagai jalur. Jalur kitab kuning, buku putih, kitab gundul, buku keriting, mydocument, myweb, tekstual, konseptual, riwayi, isyari, ijtihadi, jihadi, teologis, sosiologis, teosentris, antroposentris :Very Verdiansyah : "Islam Emansipatoris", Buletin Jum'at ANNADHAR, Jakarta, Edisi 39, 10 September 2004M).
(tambahan)
Mental jihad, rahmat Allah
Imam Samudra menulis : "... siap membunuh atau dibunuh kafir, siap berjihad demi menegakkan kalimat Allah ... kesiapan mental seperti itu hanya akan terwujud dengan rahmat dan takdir Allah ... (hal 48, 49).
Merahsiakan diri
Imam Samudra menulis : " ... sebuah perjuangan menegakkan kalimat Allah ... menuntut betapa pentingnya menjaga suatu rahasia ... nama akecil dan sebagaian masa lalu ... " (hal 21).
Imam Samudra blank (tak menulis), aakah Rasulullah dalam perjuangannya menegakkan kalimat Allah merahasiakan identitas dirinya.
Mewujudkan tawadhu'
Imam Samudra menulis : "Kepada mereka yang sempat bertemu denganku ... kukatakan : Sesungguhnya mereka hanya mengetahui setitik aib dan secual lautan dosa yang telah kuperb uat" (hal 21).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah Rasulullah mengajarkan agar kepada teman-teman yang sempat bertemu supaya mengatakan bahwa mereka hanya mengetahui setitik aib dan secuil lautan dosa-dosa yang telah terrperbuat..
Hadits iftiraqul ummah
Imam Samudra menulis : " ... sesuai dengan ramalan Rasulullah, "Umatku kelak akan berpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga". Sahabat bertanya, "Siapakah satu golongan itu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab; "Al-jama'ah" (catatan kaki Bukhari-Muslim, tanpa menyebutkan judul kitabnya, babnya, juznya, halamannya) (hal 58).
(Muhammad Baqir menulis : "Hadits tersebut diriwayatkan dengan bebeapa susunan kalimat, dalam beberapa kitab dengan berbagai sanad, tetapi sama sekali tidak sah ditinjau dari segi sanadnya menurut Ibnu Hazmin, dam juga Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya" (PANJI MASYARAKAT, No.498, 21 Maret 1986, hal 36-37).
Manhaj Salafus Shalih
Imam Samudra menulis : " ... manhaj salafus shaleh bukan "salafus shaleh" (dalam tanda petik) (hal 3).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah Syaikh bin Baz tergolong "Salaf Kharijiy" ataukah "Salaf Irjaiy" ataukah "Salaf Usamiy".
(Di antara kalangan pengaku pengikut manhaj salaf "irjaiy?", penghidup sunnah berupaya dengan gigih menanamkan keyakinan, kepercayaan agar supaya beriman bahwa iftiraqul ummah "perpecahan umat" benar-benar terjadi pada umat Islam, bahwa umat Islam akan terpecah atas 73 firqah-kelompok-golongan karena ada hadits nabi saw tentang itu yang telah banyak disahkan oleh para ulama hadits. Orang-orang yang mempermasalahkan "menghujat-mendongkel " kesahihan "keabsahan" hadits tesebut, dan orang-orang yang tak beriman bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dipandang sebagai orang yang menolak sunnah sebagiannya, yang menolak pemakaian hadits dalam bidang aqidah, yang mempersempit lingkungan permasalahan ghaib. Dalam persepsinya, jihad dan persatuan umat bukanlah manhaj perjuangan yang penting. Bersikap ambivalen. Di satu sisi dikemukakan agar jangan bercerai-berai, agar mengatasi tanda-tanda perpecahan yang timbul pada umat, agar menjauhi segala macam jalan yang mengarah kepada perpecahan pada tubuh kaum muslimin. Tapi pada sisi lain dikemukakan bahwa orang-orang yang berkeinginan untuk menyatukan kaum muslimin adalah menginginkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, tidak akan menghasilkan apa-apa, bahwa mereka yang menitikberatkan perjuangannya kepada jihad, persatuan umat, adalah buta akan manhaj nabi saw, sahabat beliau dan salaf yang saleh : Majalah ASSUNNAH "Upaya menghidupkan sunnah", Surakarta, No.07/I/1414-1993), "Ifriroqul Ummah", "Belenggu-belenggu Hizbiyyah").
Imam Samudra menulis : " ... aku tidak berani menelan mentah-mentah fatwa-fatwa mereka. Sebab ijtihad seorang ulama bisa jadi benar bisa jadi salah. Karenanya, aku berusaha membuat perbaindingan fatwa-fatwa yang keluar dari ulama-ulama tersebut. Aku mencari titik temu persamaan selagi mungkin. jika tidak mungkin, aku memperhatikan dalil-dalil yang digunakan oleh masing-masing ulama dalam berfatwa. Fatwa yang kuyakini lebih kuat atau lebih mendekati kebenaran yang kupegang dan kuamalkan" (hal 66).
"Umat Islam telah berkelompok-kelompok, bersekte-sekte, berpartai-partai, ber... ber... ber.... Masing-masing kelompok, grup, jama'ah, atau organisasi (sesuai dengan yang ia yakini?) merasa bahwa dirinya yang paling benar. Di luar kelompoknya, di luar jama'ahnya, di luar organisasinya, akan dianggap salah" (hal 58).
"Ada yang beranggapan bahwa Islam terbatas pada tradisi ritual seperti shalat, zakat dan haji. Ada yang menginterpretasi bahwa Islam adalah politik. Ada yang menganggap Islam sebagai ajaran non politik. Ada yang beranggapan bahwa Islam adalah ajaran yang seratus persen hanya berkenan dengan masalah moral dan etika. Ada yang memandang Islam seperti agama lain yang hanya mengatur masalah privat" (hal 74).
Editor Bambang Sukirno menulis : "Ada yang konsens pada pendidikan, politik, dakwah, pemurnian tauhid, pembinaan akhlak, dan jihad" (hal 10).
Imam Samudra menulis : "Membatasi dakwah kepada lingkup dakwah saja adalah suatu kesalahan. Mempersempit Islam sebatas pengertian "politik" adalah juga error. Ngotot mengtakan Islam hanyalah "perang" juga merupakan satu ketotolan" (hal 79).
"Di Indonesia ada DI/TII, HT (Hizbut Tahrir), IM (Ikhwanul Muslimin), PERSIS, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain. Lalu siapakah yang benar dan siapa yang salah? Siapa yang lurus dan siapa yang sesat?" (hal 58).
"Seorang yang telah mengerti apa dan bagaimana Islam, tidak akan sembarangan menilai apalagi memvonis yang lain. Tidak akan bersikap sok benar atau sok pintar" (hal 80). "... Berkata lembut pada saatnya. Berkata keras pada waktunya. Mengalah pada masanya, dan memerangi ataupun membunuh pada gilirannya" (hal 82).
Imam Samudra blank (tak menulis), kapan berlakunya surah AlMumtahanah : 8 ("Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu"), ataukah ayat 8 AlMumtahanah ini juga sudah dimansukhkan oleh Ayat Pedang.
Belajar jihad dari mujahid
Imam Samudra menulis : "Para ulama yang tidak pernah berjihad dan terjun ke medan pertempuran, bagaimana mungkin akan mengerti permasalahan dan seluk beluk tentang jihad" (hal 67).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah berjihad dulu, baru belajar memahami jihad, ataukah belajar memahami jihad dulu, baru berjihad. Apakah permasalahan (falasafah) jihad itu dan seluk beluk (teknik) itu satu kesatuan ataukah dua hal yang masing-masingnya dapat dipelajari sendiri-sendiri.
Jihad-tabligh
Imam Samudra menulis : "Didorong oleh hadits, "ballighuu 'anni walau aayah" (sampaikanlah dariku walaupun satu ayat), akhirnya aku ajak teman-teman diskusi dikelasku, baik putra maupun putri. Saat aku bicara masalah jilbab, 99,999% tidak nyambung. Dari 24 siswi hanya satu yang nyambung. Barangkali pendidikan agama di rumahnya cukup agus. tapi ya bagaimana? Mau pakai jilbab di zaman seperti itu sama halnya dengan mengharapkan surat berhenti sekolah" (hal 38).
".. ketika para ulama ... diangkap, dipenjara, atau dibunuh, baik secara langsung oleh Amerika dan sekutunya atau melalui pemerintah boneka negara di mana para ulama tersebut berada, kaum muslimin hanya berpangku tangan daan bersikap nasa bodoh, atau pura-pura tak tahu" (hal 71).
Imam Samudra blank (tak menulis), bagaimana cara jihad untuk merubah kondisi-siakp mental sekuler bin Pancasila (lihat surah AlJatsiah : 24) menjadi kondisi-sikap mental takwa-tauhid (yang memiliki kepekaan spiritual dan kepedulian sosial, yang siap memenuhi panggilah jihad menegakkan kalimat Allah) (lihat surah AnNuur : 51).
Mental sekuler versus mental Islami
Imam Samudra menulis : "Maulawi Mullah Omar berhasil memimpin Daulah Islamiyah Afghanistan yang terkenal dengan Taliban-nya. Aneka kejahatan benar-benar turun secara drastis. Ekonomi melonjak membaik. tidak ada pajak. Keamanan benar-benar menjadikan Afghanistan sebuah negara yang nyaman. Tidak ada lagi opium. tidak ada lagi arak. tidak ada lagi perzinaan" (hal 248). "Dalam periode kepemimpinan Taliban (1994-2001) Amerika mengembargo Afghanistan melalui trik PBB ..." (hal 112). "... ketika Thaliban berkuasa menimbulkan kengerian tersendiri di hati para penjajah ..." (hal 251). "Afghanistan, Khursan Thaliban, daulah Islamiyah itu barangkali secara fisik telah hancur ... telah musnah ... tetapi Taliban tetap hidup" (hal 252). "... Thaliban, bangsa-bangsa Afghan yang jauh dari kota-kota maksiat dan tinggal di dusun-dusun, mempunyai kebiasaan persis seperti yang disebutkan dalam hadits : "Islam akan kembali bersinar dari Khursan" ..." (hal 250).
Imam Samudra blank (tak menulis), apakah yang menyebabkan hancurnya dan musnahnya Thaliban, apakah karena faktor luar (eksternal) ataukah faktor dalam (internal, lihat surah ArRa'd :11), apakah karena sikap mental (akhlak) yang belum Islami, yang masih jahili (sekuler), yang masih tak menyukai hijab, jilbab, purdah, yang masih sangat menyukai opium, candu, madat, ganja, hasyisy, narkotik, miras, arak, tuak, prostitusi. Apakah yang menyebabkan turunnya berbagai kejahatan secara drastis, apakah karena terpaksa (atau dipaksa), ataukah karena kesadaran (secara ikhlas melaksanakan syari'at Islam). Ataukah Islam itu belum berakar, belum melekat, belum mendarah daging di kalangan masyarakat (awam dan alim) ?
(Abul Hasan Ali AlHusin AnNadwi dalam "Pertarungan Antara Alam Fikiran Islam dengan alam Fikiran Barat", 1983:26-27 mengutip TIMES of INDIA 28 Juli 1963 yang menulis : "... sekarang semua itu telah berubah ... golongan terbanyak dari wanita-wanita itu telah tiada bercadar sama sekali ... Wanita-wanita Afghanistan keluar tanpa memakai cadar mulai bulan Agustus 1959 ...").
Batas wewenang
Imam Samudra menulis : "Ketika sebuah kaum berbuat jahat terhadap kaum muslimin, rasulullah memanjatkan qunut nzilah dengan do'a "Ya Allah, kutuklah si anu ... dan si anu ... " (hal 76).
Imam Samudra blank (tak menulis) : apakah hadits Bukhari dalam kitab AlMaghaziy, bab "laisa laka minal amri" (surah Ali Imran : 128, "Tak sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu), juzuk III, hal 24, yang dikutup Ibnu Katsir dalam "Tafsir AlQur;an Al'AQzhim"nya, juz I, hal 402-403, juga sudah dimansukhkan oleh Ayat Pedang.
Dilihat dari kacamata Salafus-Shalih - tulis Imam Samudra - dakwah (ambivalen?) yang menampilkan satu sisi Islam dan menyembunyikan sisi yang lain, yang mendakwahkan sebagian aspek Islam dan menutup aspek yang lain (lihat anara alain surah AlBarah : 174), perlu dipertanyakan, apakah karena ketidaksengajaan, kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmautahuan, ataukah karena faktor-faktor lain (hal 78).
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home