Belajar memahami maunya Allah
(Belajar membuka tabir rahasia ilmu dan kehendak Allah)
“Dan Aku (kata Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (QS 51:56).
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendakiNya, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya” (QS 16:93).
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat” (QS 11:118).
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaa kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberianNya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan” (QS 548).
Seluruh malaikat yang dciptakan Allah mengabdi kepadaNya (QS 2:1). Namun manusia yang diciptakan Allah hanya sebagian kecil yang mengabdi kepadaNya. Padahal semuanya itu diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya (QS 51:56).
Allah Maha Kuasa. Allah bisa menciptakan dunia in seperti sorga, aman, tenteram, damai, sentosa, sejahtera. Tapi Allah menghendaki agar manusia itu aktif bergerak dnamis, kreatf menciptakan keamanan, ketenteraman, kesentosaan, kesejahteraan di dunia ini, bukan bersikap statis, pasif, apatis. Dunia ini diciptakan Allah untuk perjuangan, bukan untuk bersenang-senang. Hasilnya dipetik nanti di akirat.
Allah Maha Kuasa. Kuasa merubah sikap mental namruz, Fir’aun, Penguasa Romawi, Abu Lahab dari syirik ke tauhid, dari zhalim ke adil. Namun Allah tak melakukan itu. Ia mengutus utusanNya Ibrahim, Musa, Isa Muhammad saw untuk melakukan tugas itu. Namun semua utusanNya tak berhasil merubah sikap buruk mental mereka itu.
Allah memberikan kerajaan kepada orang yang Ia kehendaki dan Ia cabut kerajaan dari orang yang Ia kehendaki. Ia muliakan orang yang Ia kehendaki, dan Ia hinakan orang yang Ia kehendaki (QS 3:26).
Allah Maha Kuasa. Kuasa memberikan kekuasaan kepada Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad. Tapi Allah tak memberikan kepada mereka. Allah memberikannya kepada Namruz, Fir’aun, Penguasa Romawi, Abu Lahab.
Allah Maha Kuasa. Kuasa menyelamatkan Ibrahim dari api unggun, menyelamatkan Yunus dari santapan ikan. Kuasa menyelamatkan Ayub dari penyakit, menyelamatkan Zakaria dari gergaji, menyelamatkan Muhammad senjata Quraisy pada perang Uhud. Namun Allah membiarkan Ayub menderita sakit, membiarkan Zakaria kepalanya digergaji penguasa Romawi, membiarkan Muhammad kena lemparan senjata kafir Quraisy.
Allah menyediakan sorga dan neraka. Ini berarti Allah menghendaki mada manusia yang baik saleh, yang akan menjadi penghuni sorga, dan ada manusia ang jahat, taleh, yang akan menjadi penghuni neraka. Oleh karena Allah itu Maha Kuasa, maka Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya, dan merekalah yang ditanyai” (QS 21:23).
Disebutkan bahwa yang mencoba membuat seperti buatan Allah adalah oang zhalim (HR Bukhari, Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin”, Imam nawami, “Haram menggambar binatang”. Yang membuat gambar akan disiksa Allah di hari kiamat, dan diperintahkan supaya menghidupkan yang digambarnya” (HR Bukhari, Muslim dari Ibn Umar, idem, simak juga “Fathul Majid” Syaikh Abdurrahman, 2007:928, Bab : “Para Perupa Makhluk Bernyawa”).
Allah Maha Kuasa. Apakah Allah merasa tersaingi oleh manusa yang membuat gambar ? Apaah Allah merasa perlu menunggu sampai hari kiamat untuk menghukum ang membuat gambar ? Apaka Allah merasa tak perlu untuk segera mencegah agar tak sampi mereka itu membuat gambar ?
Malaikat menyaksikan bahwa makhluk yang diciptakan Allah, yang satu memangsa yang lain. Yang satu menumpahkan darah ang lain. Yang satu mersak yang lain. Homo homini lupus. Padaal mereka (malakat) itu senantiasa bertasbih memuji mensuscikan Allah. Namun Allah tak menyangkal yang disaksikan aaikat itu, karena Allah punya padangan lain, “Ia Maha Mengetahui”.
Ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan”. Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS 2:30).
Dari ayat tersebut dipahami bahwa Allah tak menginginkan suasana damai, aman, tenteram, sentosa, tapi suasana homo homini lupus, yang satu memangsa yang lain.
Emha Ainun Nadjib menulis : Untunglah, kata sejumlah orang mulia yang cerdik cendekia : Allah sendiri itu Maha Humor. Sudah enak-enak hidup sendiri, kok bkn macam-macam makhluk anglucu-lucu begini. Apa Dia kesepian. Adam sudah nyaman-nyaman di srga, dibiarkan tercampak ke bumi. Kok luc. A Qldi saja kk ndak boleh dmakan. Mbok, ya bar. Apa sih ruginya han kehlangan sebji Qldi ? Mbok biarkan Adam kawin sama awa di surga, pengantn dan pesta sampai anak turnannya sekarang ni. Kenapa makhluk-makluk itu harus menunggu terlal lama untuk memperoleh kesempatan bercengkerama mesra denganNa. Lucu. Pakai bikin Iblis-Setan segala “Surat Kepada Kanjenga Nabi”, Mizan, Bandung, 1997:182, dari SUARA MERDEKA, 25 September 1992). Jawaban semuana itu terkandng dalam Ak mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” , QS 2:30).
(BKS0801280645)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home