Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Saturday, January 05, 2008

Belajar memahami ayat QS 2:62 dan 5:69

Dalam “Resonansi” REPUBLIKA (Selasa, 21 November 2006) Ahmad Syafii Ma’arif menulis “Hamka tentang Ayat 62 AlBaqarah dan Ayat 69 AlMaidah”. Ia merujuk pada “Tafsir AlAzhar”, juzuk I, dan juzuk VI. Dalam juzuk VI, Hamka menafsirkan ayat QS 5:69 dengan judul “Toleransi Islam”. Maarif mengagumi sikap Hamka sebagai yang rindu melihat dunia ini aman untuk didiami oleh siapa saja, mengaku beraama atau tidak, asal saling menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masisng. Dan mengakhiri tulisannya dengan ungkapan “Sepengetahuan saya tidak ada Kitab Suci di muka bumi ini yang memiliki toleransi seperti yang diajarkan alQur:an”.

Toleransi dalam Islam merujuk pada ayat QS 2:256, 10:99, bukan pada ayat QS 2:62, 5:69. Dalam asbabun nuzul ayat QS 2:62 disebutkan bahwa Salman alFarisi bertaanya kepada Rasulullah saw tentang keadaan penganut agama di daerah asalnya. Ayat QS 2:62 turun menegaskan bahwa yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan beramal saleh akan mendapat pahala dari Allah swt (Simak penjelasannya dalam “Tafsir Ibnu katsir”).

Zinal Abidin Djambek dalam bukunya “Perdjandjian Toehan kepada Segala Manoesia” (1938) menterjemahkan ayat QS 2:62, sebagaia berikut : “Bahwasanya yang sebenar-benarnya orang yang beriman, dan yang sebenar-benarnya orang Yahudi, dan yang sebenar-benarnya orang Nasara, atau oang yang sebenar-benarnya mengaku memegang Kitab-Kitab Suci, ialah yang percaya kepada Tuhan dengan kepercayaan yang betul, yang mempercayai hari yang akhir dengan yakin, serta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang baik-baik. Mereka itulah yang akan memperoleh pahala dari Tuhannya. Mereka tidak akan merasa takut dan rusuh di dunia dan di akhirat”.

Dari asbabun nuzul dan dari makna harfiah (literal) ayat QS 2:62 dan 5:69 dipahami bahwa siapapun orangnya, papun predikatnya (apakah Muslim, Yahudi, Nasrani, Sabiin, majusi atau lainnya) bila ia beriman dan beramal saleh akan memperoleh kehidupan yang baik (Simak juga QS 16:97, 103:1-3).

Beriman kepada Allah dan beriman akan hari akhirat menurut Qur:an mencakup beriman kepada wujud Allah, kepada MalaikatNya, RasulNya, KitabNya, TaqdirNya dan Hari Akhirat (Simak antara lain QS 2:285, 4:136). Wujud, bentuk dari iman itu terlihat nyata dalam aktivitas kehidupannya yang bebas dari unsure syirik. Berpegang eguh pada ayat Allah. Aktif melakukan kebaikan (amal shalih, ihsan, khair, biir, makruf). Baik tidaknya amal perbuatan mengacu pada tuntunan Allah dan RasulNya, bukan semata-mata mengacu pada pikiran, pendapat, anggapan diri sendiri.

Cara memahami ayat Qur:an haruslah mulai dengan menemukan pengertian ayat tersebut pada ayat yang lain dalam Qur:an itu sendiri. Jika tak ditemukan, temukan dalam Hadits (sabda Rasulullah saw). Jika tak ditemukan juga, temukan dalam Sirah (Sejarah Hidup Rasulullah saw). Jika masih tak ditemukan juga, temukan dengan menggunakan pikiran yang jernih dan hati yang bersih.

(BKS0707080815)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home