Menghayati Surah Al-Ikhlas
catatan
serbaneka asrir pasir
Menhayati
Surah al-Ikhlas
Surah al-Ikhlas, Surah
Kemurnian, Surah Ketulusan, Surah Kejujuran adalah surah alQuran yang ke 112,
yang terdiri dari 4 ayat yang diturnkan di Makkah.
Surah
ini diawali dengan huruf Qaf berharkan dhammah dan Lam berharkat sukun, yang
dibca dengan QUL. Qul bisa brmakna katakanlah, ucapkanlah, sampaikanlah,
beritakanlah, informasiskanlah, siarkanlah, beritahukanlah, maklumkanlah,
kumandaaaaaaaangkanlah, dakwahkanlah, yakinilah, yakinkanlah, sadarilah, akuilah.
Kata
HUA bisa bermakna yang menciptakan alam semesta, yang mengaturnya, yang
mengendalikannya, yang memilikinya, yang harus dipertuhan, yang harus disembah,
yang harus dipatuhi. kata HUA disini berfungsi seagai mubtada, sebagai subjek,
yang diterangkan.
ALLAHU
AHADUN berfungsi sebagai khabar, sebagai predikat, sebagai yang diterangkan.
Hanya Allah sendiri yang tahu prsis tentang dirinya. Selain Allah, tak ada yang
takhu persis tentaaang Allah. Allah sendiri yang mengenalkan dirinya, yang
memberitahukan tenang dirinya. Setelah diberitahukan oleh Allah, barulah
manusia tahu tentang Allah. Allah memberitahukan bhwa Dia it aalah Allah Yang
Esa. bagaimana tentang Ke-Esaan Allah itu, hanyalah Allah sendiri yang tahu.
Tak seorangpun yang persis tahu tentang Ke-Esaan Allah. Dalam ayat ke-2, ke-3
dam ke-4 Allah menjelaskan tetang Ke-Esaannya. Tentang Ke-Esaan Allah itu dalah
untuk diakui, diyakini, diimani, bukan untuk difikirkan, diteliti, diamaati,
diobservasi, diilmiahkan. Suatu aksioma yang tak memerlukan logika pembuktian.
Istilah Tauhid Wujud, Tauhid Dzat, Tauhiod Shifat, Tauhid Asma, Tauhid
Rububiyah, Tauhid Uluiyah, Tauhid Hakimiyah aalah hasil pemikiran otak manusia.
allahu SHshamadu BERFUNGSI SEBAGAI PREDIKAT KEDUA.
Allah memberitahukan bahwa Dia itu adalah Allah Yang Maha Penggerak. Tak da
daya dan tenaga tanpa kehendak Allah. Dia itu adalah Allah Yang Maha Pembuat
Ketetaapan, Keputusan, Ketentuan. Tak akan pernah ditemukan penggantian bagi
sunnah Allah, dan penyimpangan bagi sunnah Allah (QS 35:43). Dia itu adalah
Allah Yang Maha Pengendali, Yang Maha Pengatur. allah itu Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Dalam
ayat ketiga, allah memberitahukan bahwa Dia itu tidak branak dan tidak pula
diperanakkan. itulah yang harus diakui, yang harus diyakini. Itulah aksioma,
bukan fantasia tau khayali.
Ayat
keempat merupakan predikat keepat. allah memberitahukan bahwa Dia itu Allah
yang Esa, yang tak seorangpun yang setara dengan Dia. dia itulah Allah yang
Khalik, yng menciptakan semua, sedaaangkan yang lain itu aalah Makhluk, yang
dicipktakan Allah.
Secara implicit, dalam ayat ketiga dan ayat keempat
Allah melarang mengkhayalkan, memfantasikan, mengganbarkan, melukiskan Allah.
Secara eksplisit dengan tegas Allah melarang agar “Jangan diperbuat olehmu akan
patung ukiran atau akan barang peta (lukisan) 9Perjanjian Lama, Kitab Keluaran,
Fasal 20:4).
(written by sicumpaz@gmail.com
at BKS1110071530)
Labels: catatan serbaneka
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home