Site Feed

Search Engine Optimization and SEO Tools

Friday, August 22, 2008

Hidup Berama Orang Miskin

Siapa mau, mampu meneladani Muhammad Rasulullah saw ? Hidup inklusif, bersama, di tempat orang-orang miskin. “Kalau benar kami cinta-kasih kepadaku, maka bersiap-siaplah menghadapi kemiskinan, dengan baju kokoh kuat (dapat mengatasi segala kemungkinan). Karena kemiskinan itu lebih cepat datangnya kepada oang yang cinta kepadaku melebihi kecepatan banjir dalam jurang” kata Rasulullah saw kepada seseorang yang mengaku cinta-kasih kepada Rasulullah saw (HR Tirmidzi dari Abdullah bin Mughaffal dalam “Riadhus ShalihinImam Nawawi, Pasal “Keutamaan Zuhud (Tidak Rakus Dunia) daan Keutaman Kemiskinan”). “Tiada henti-hentinya bala menimpa kepada orang mukmin lelaki maupun perempuan, baik mengenai dirinya atau sanak keluarganya, atau harta kekayaannya hingga menghadap kepada Allah swt sudah bersih dari dosa (dan tidak ada tuntutan dosa padanya) (HR Tirmidzi dari Abu Huraiah, idem, pasal “Sabar”).

Prof Dr A Syalabi dalam bukunya “Negara dan Pemerintahan dalam Islam” (Hal 38) menulis bahwa kewajiban yang utama dari pemerintah Islam ialah bekerja untuk kebahagiaan rakyat. Pemerintah Islam harus berusaha agar rakyat senang, pemerintah haruslah berjga-jaga agar rakyat dapat tidur dengan aman dan tenteram. Islam telah membawa prinsip-prinsip lebih murni daripada yang dicita-citakan setiap orang : Persamaan, Keadilan dan Kepala Negaa yang miskin. Islam menyerukan persamaan, di waktu sistim hidup berkasta-kasta telah berurat berakar di seluruh penjuru alam. Islam menyerukan keadilan, dikala keadilan itu dipandang suatu kelemahaaan dan kehinaan. Islam telah menyerukan agar seorang Kepala Negara bekerja untuk kebahagiaan rakyat, bukan untuk kebahagiaan ddirinya saja. Jadi Islam menciptakan Kepala Negara model baru, yaitu Kepala Negara yang miskin. Kepala Negara yang harta kekayaannya habis dibelanjakannya pada jalan Allah, untuk kepentingan umat. Kepala Negara yang hidup sangat sederhana. Sandang, pngan, papaaaaan yang dipakainya sama dengan yang dipakai orang-orang miskin (“Sejarah dan Kebudayaan Islam”, jilid I, hal 328-329).

Ketika Rasulullah saw melihat kedatangan sekelompok oran-orang melarat yang hanya berpakaian compang camping, maka Rasulullah saw shalat, dan setelah selesai shalat Rasulullah saw membacakan QS 4:1 dan 59:18 yang intinya menyeru agar bertakwa kepada Allah dan mengajak orng-orang beramai-ramai bersedekah. Orang-orang segera mengumpulkan uang, pakaian dan makanan (Dari HR Muslim dari Abu ‘Amr 9Jabir bin Abdullah ra) alam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal “Contoh Amal Kebaikan atau Kejahatan”, “Kepekaan Sosial dan Kepedulian sosial Rasulullah”).

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda kepada sahabatnya : “Ketika beliau mencari saya dan tidak menemukan saya di masjid, maka carilah saya di antara orang-orang miskin” (SUARA ‘AISYIYAH, No.10, Oktober 2007, hal 7, “Syawal, Saatnya Memulai Aktualisasi Nilai Solidaritas di luar Bulan Ramadhan”, oleh H Okrizal Eka Putra, Lc, M.Ag)

(BKS0503120700)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home